Kamis, 19 Desember 2013
Menyimak Jejak Dinasti Sampoerna Dalam LSTour 2013
Ada yang berbeda dengan wisata kota yang diadakan oleh Surabaya Heritage Track ( SHT ) pada bulan Oktober lalu. Kali ini SHT mengadakan Wisata kota dengan tema LSTour 2013.
Sesuai dengan temanya yaitu LSTour yang berarti Liem Seeng Tee Tour, peserta wisata kota atau disebut dengan Tracker ini diajak untuk menyelusuri dan menyimak jejak Liem Seeng Tee yang merupakan pendiri ( founder ) industri rokok Sampoerna di Indonesia.
Wisata kota ini berangkat pada pukul 15.00 dari halaman depan House of Sampoerna di Jalan Taman Sampoerna no 6 Surabaya.House of Sampoerna ini sendiri merupakan rumah tempat tanggal Liem Seeng Tee dan keluarganya. Di samping itu juga juga masih difungsikan sebagai pabrik rokok pada bagian belakang House of Sampoerna.
Dengan menggunakan bis mini yang berwarna merah, perjalanan kemudian menuju ke daerah Viaduct Gembong.Dalam perjalanan diceritakan oleh Farid, pemandu wisata dari SHT Liem Seeng Tee (1893-1956) adalah seorang imigran dari sebuah keluarga miskin di provinsi Fujian – Cina.
Pada tahun 1898 tidak lama setelah ibunya meninggal, Liem Seeng Tee bersama ayah dan seorang kakak perempuannya datang ke Indonesia untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Pada perjalanan hidupnya di Indonesia , Liem Seeng Tee diangkat sebagai anak oleh sebuah keluarga di Bojonegoro, sebuah kota kecil di Jawa Timur.
Ia pada usia 17 tahun mulai belajar meracik tembakau yang kemudian dijualnya secara asongan di stasiun kereta api dan gerbong-gerbong kereta api.
Ia pada usia 17 tahun mulai belajar meracik tembakau yang kemudian dijualnya secara asongan di stasiun kereta api dan gerbong-gerbong kereta api.
Pada tahun 1912, Liem Seeng Tee menikah dengan Siem Tjiang Nio. Mereka kemudian menyewa sebuah warung kecil di daerah Tjantian di Surabaya untuk menjual berbagai bahan pokok, buah-buahan dan tembakau.
Selain di warungya, Liem Seeng Tee juga menjual tembakau dengan menggunakan sepeda ontel menyusuri jalan-jalan di Surabaya.
Selain di warungya, Liem Seeng Tee juga menjual tembakau dengan menggunakan sepeda ontel menyusuri jalan-jalan di Surabaya.
Dengan perjuangan dan kerja keras Liem Seeng Tee itulah perusahaan rokok Sampoerna dimulai dan selanjutnya berkembang pesat. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee mendirikan perusahaan tembakau dan rokok bernama Handel Maastchapij Liem Seeng Tee .
Pada perkembangannya, perusahaan itu kemudian berganti menjadi N.V. Handel Maastchapij Liem Seeng Tee.
Kelak setelah PD II berakhir nama perusahaan itu berganti menjadi PT. HM Sampoerna. Nama HM ( Hanjaya Mandala) Sampoerna itu adalah nama Indonesia dari Liem Seeng Tee.
Pada perkembangannya, perusahaan itu kemudian berganti menjadi N.V. Handel Maastchapij Liem Seeng Tee.
Kelak setelah PD II berakhir nama perusahaan itu berganti menjadi PT. HM Sampoerna. Nama HM ( Hanjaya Mandala) Sampoerna itu adalah nama Indonesia dari Liem Seeng Tee.
Tetapi siapa sangka, jika dalam perjuangannya medirikan industri Rokok Sampoerna itu, Liem Seeng Tee dan istrinya pernah tinggal di rumah kecil di bawah Viaduct Gembong. Seiring dengan perjalanan waktu, mereka kemudian bisa membeli rumah di sekitar daerah Gembong itu yang tentu cukup megah dan mewah pada masanya.
Sayang, karena padatnya arus lalu lintas dan kemacetan yang ada disana sehingga susah untuk memarkir bis, akhirnya perjalanan kemudian dilanjutkan menuju ke rumah ketiga milik Liem Seeng Tee yang berada di Jalan Ngaglik. Saat ini rumah itu dimiliki oleh kerabat Liem Seeng Tee yang juga memiliki usaha indutrri besar Jamu Iboe
Sayang, karena padatnya arus lalu lintas dan kemacetan yang ada disana sehingga susah untuk memarkir bis, akhirnya perjalanan kemudian dilanjutkan menuju ke rumah ketiga milik Liem Seeng Tee yang berada di Jalan Ngaglik. Saat ini rumah itu dimiliki oleh kerabat Liem Seeng Tee yang juga memiliki usaha indutrri besar Jamu Iboe
Karena itu, tak heran jika di bagian samping rumah kuno itu terdapat toko kecil yang menjual beragam produk dari jamu Iboe. Di toko itu, tracker disuguhi segelas minuman kecil. Banyak juga tracker yang membeli segelas jamu karena harganya yang cukup murah berkisar Rp 5.000.
Dari rumah di Jalan Ngaglik ini, perjalanan kemudian berjalan ke Penjara Koblen. Di penjara inilah Liem Seeng Tee pernah ditangkap dan dipenjara oleh Jepang pada sekitar tahun 1945. Dengan harta dan kekayaan yang dimilikinya, Liem Seeng Tee dituduh oleh Jepang telah membantu Cina.
Sayang, penjara Koblen ini hanya dilintasi saja karena saat ini tak banyak jejak bangunan yang bisa disimak disana. Fungsinya pun yang terlihat saat itu hanya sebagai tempat parkir bis saja.
Bis SHT kemudian menuju kembali ke House Of Sampoerna. Di HOS ini tracker diajak melihat dua mobil Rolls Royce kuno yang terparkir di garasi rumah pribadi di samping HOS. Mobil kuno yang berwarna merah tua dan putih serta terawat dengan baik itu merupakan milik dari salah satu putra Liem Seeng Tee.
Sebelum mengakhiri wisata ini, tracker diajak menuju ke ruangan di bagian belakang A Cafe atau disamping galeri seni.
Ruangan yang banyak terdapat lukisan ini dulu juga merupakan bagian penting dalam sejarah industri Rokok Sampoerna.
Usai wisata kota ini, tracker kemudian ada yang melanjutkan dengan menyimak koleksi-koleksi yang menyimpan jejak sejarah Liem Seeng Tee di House Of Sampoerna.
Ruangan yang banyak terdapat lukisan ini dulu juga merupakan bagian penting dalam sejarah industri Rokok Sampoerna.
Usai wisata kota ini, tracker kemudian ada yang melanjutkan dengan menyimak koleksi-koleksi yang menyimpan jejak sejarah Liem Seeng Tee di House Of Sampoerna.
====================
Baca juga dan Klik artikel menarik berikut ini :
Menambang Uang Melalui Facebook dan Twitter
Peluang Mendapatkan Dollar Via Internet
Museum Santet Di Surabaya
Tips Memasang Iklan Di Blog
Share Status di Fb/Twitter Dapat Komisi
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Click : Nikmatnya Oleh-oleh Khas Tuban
Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca
di Link berikut ini :
www.blogger.comblogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar